TRIBUNNEWS.COM-Wakil Ketua Musyawarah Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid (Hidayat Nur Wahid) menyatakan, sebenarnya tidak sulit memahami Pancasila dan mengimplementasikannya dalam kehidupan bernegara dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan Pancasila. Ini karena Pancasila berasal dari masyarakat Indonesia dan dirumuskan oleh Bapak Indonesia. , Banten, Senin (5/10/2020). Empat pilar MPR tersebut disosialisasikan bekerjasama dengan MPR dan Ikadi di kota Cilegon, yang juga diikutsertakan seorang intelektual, Jazuli Juwaini, anggota PKS yang mengutus MPR. , Muhammadiyah (Muhammadiyah), Masyumi dan lainnya. Ia mengatakan: “Oleh karena itu sangat wajar menerapkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk melindungi NKRI dan mencapai kemerdekaan Indonesia.”

Muddy, ”lanjutnya. -Hidayat Dalam kaidah pancasila ada beberapa kata atau ungkapan dalam bahasa arab, ia mencontohkan, mengatakan “keadilan” (musyawarah) yang berasal dari bahasa arab, dan bahasa arab sudah menjadi kosa kata bahasa indonesia, katanya: “Pancasila tidak menggunakan bahasa Inggris, Prancis atau Sanskerta. Sebaliknya menggunakan bahasa Indonesia yang dimengerti oleh orang Indonesia. -Hidayat juga menyebut tiga orang di Banten yang ikut dalam BPUPK untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan dijadikan sebagai dasar Pancasila. Dan ideologi negara Indonesia. Ia mengatakan: “Ada tiga tokoh besar di Banten yang ikut berpartisipasi. Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan mempersiapkan Pancasila, termasuk UUD 1945. Ketiganya adalah Profesor Hussein Jajaddiningrath. Dia menjelaskan: “Dia anggota BPUPKI dan juga dari Banten. Dia adalah orang lokal pertama yang mendapatkan gelar doktor dan profesor. Kedua, Mestre Maria Urfa Sobadio Hidayat mengatakan: “Ini adalah perempuan Indonesia yang pertama kali memperoleh gelar sarjana hukum di Belanda. Ketiga, Ki Fatah Hasan (Ki Fatah Hasan). Hidayat mengatakan: “Dia adalah tokoh di Banten dan pernah dididik di pesantren di Al Azhar. Anggota BPUPKI sedang mempersiapkan berdirinya Indonesia merdeka. Dia secara aktif berkomitmen untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dengan latar belakang sejarah tersebut, Hidayat Pancasila dapat terus dipahami dan dilaksanakan dengan benar dan benar, beliau berkata: “Misalnya perintah-perintah Tuhan Yang Maha Esa. Jika dilaksanakan dengan benar dan benar, kita akan menolak komunisme, ateisme, liberalisme, dan LGBT, karena tentunya tidak sesuai dengan prinsip Pancasila sebelumnya. Dia menambahkan: “Demikian pula, tidak ada sabotase. Seorang pemuda di Tangerang adalah seorang pria yang memotong rumput dan mengaji. Karena dia pasti tidak mengerti Pancasila. “-Hidayat mengajak warga Kota Banten tampil di baris pertama membela Pancasila jika terjadi pengkhianatan ideologi negara.