Menu Tutup

Ahmad Basarah mendukung pemutakhiran materi pendidikan Islam yang lebih toleran

TRIBUNNEWS.COM Wakil Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia Ahmad Basarah mendukung Pendidikan Agama Islam (PAI) yang baru dan lebih toleran yang digagas oleh Profesor Abdul Mu’ti Ide tentang kursus dan metode pengajaran. Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah (Muhammadiyah) menyampaikan dalam orasi ilmiah pada acara pengukuhan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu (02/09/20) bahwa ke depan, peralatan dan metode pengajaran PAI harus lebih didiversifikasi untuk mendukung toleransi. Buka sekolah untuk melatih siswa. , Toleran, positif, menerima dan mau bekerjasama dalam perbedaan menurut ajaran Islam. Dr. Abdul Mu’ti dalam kuliah ilmiahnya. Suku bangsa Indonesia semuanya berbeda dalam ras, agama, ras, kelas, seni, budaya dan bahasa. Kita perlu menghadapi keberagaman ini dengan cara yang dewasa, dan antara lain, kita perlu menyediakan materi pendidikan yang mendukung keberagaman. -Abdul Mu’ti menekankan peningkatan intoleransi beragama di dunia, termasuk Indonesia, dalam orasi ilmiahnya, yang disebabkan oleh banyaknya sistem sosiologis, politik dan pendidikan. dari. Ia mengatakan salah satu penyebabnya adalah materi dan metode pengajaran PAI tidak terdiversifikasi. Ia mencontohkan hasil penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari Pusat Penelitian Islam dan Masyarakat (PPIM). Pada tahun 2018, 58,15% mahasiswa berpandangan radikal, 51,1% mahasiswa intoleran terhadap teman sebaya, dan 34% mahasiswa bersikap intoleran. , 3% tidak percaya pada agama lain. — ” Jika mengacu pada kesimpulan GEPP yang dikemukakan Profesor Abdul Mu’ti, saya semakin yakin bahwa proyek Pancasila harus diajarkan secara resmi di sekolah dan semua kampus. Pancasila jelas mengajarkan kita untuk menjadi majemuk, toleran, saling membina gotong royong, dan mengajak kita untuk bersatu selamanya dan menjadi anak bangsanya, seperti yang diungkapkannya dalam pidato sainsnya, ” Ahmed Bassa Ahmad Basarah mengatakan dirinya juga merupakan anggota panitia X DPR RI khususnya di bidang pendidikan. — Abdul Mu’ti mengajukan solusi dalam kuliah ilmiah yang bertujuan mengembangkan kurikulum dengan memberikan lima landasan nilai-nilai sakral, kebebasan, keterbukaan, solidaritas dan kerjasama, Meningkatkan materi dan metode pengajaran PAI di masa depan. Dia menunjukkan bahwa PAI yang terdiversifikasi berbeda dengan integrasiis atau agnostik, tetapi dia menekankan bahwa siswa diberi perspektif yang memungkinkan mereka menjadi kritis dan cenderung membuat pilihan secara mandiri. Dan bertanggung jawab. -Menanggapi solusi yang diajukan oleh Abdul Mu’ti, Ahmad Basarah, ia bahkan mengumumkan bahwa kelima nilai tersebut sebenarnya terdapat dalam Pancasila. , Ini adalah pilihan ideal untuk negara Indonesia. Prinsip pertama Pancasila jelas mengandung nilai sakral Profesor Abdul Muti. Perintah ketiga menyangkut nilai persatuan dan kerja sama. Nilai-nilai kebebasan dan keterbukaan yang dia ungkapkan terkait dengan sila keempat dan kelima Pancasila, ” jelas doktor forensik yang menulis buku “Bonkano, Islam dan Pancasila” ini. -Akhirnya, Ahmad Basarah berharap gagasan perbaikan tata cara dan metode pengajaran PAI yang disampaikan Profesor Abdul Mu’ti dapat segera dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. Ketika siswa di semua sekolah sejak awal mengajarkan nilai-nilai sakral, persatuan dan toleransi kepada anak-anak lain di seluruh negeri, dapat dipastikan materi PAI yang beragam akan menjadi perekat yang meningkatkan keberagaman bangsa. -Diikuti dalam upacara pengukuhan guru besar. Ini termasuk Menteri Koordinator PMK Muhazir Effendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR Indonesia Zulkifli Hasan dan Arsul Sani, dan beberapa tamu terbatas lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ayam sabung judi taruhan_judi ayam online_cockfight judi